Wednesday, August 10, 2011

Sedikit Mengingat Bahaya Marketing Myopia


http://the-marketeers.com/archives/sedikit-mengingat-bahaya-marketing-myopia.html


Marketing myopia merupakan istilah yang digunakan dalam dunia pemasaran, sekaligus judul makalah pemasaran karangan Theodore Levitt. Tulisan tentang marketing myopia ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1960 di Harvard Business Review. Secara singkat, marketing myopia mengacu pada strategi pemasaran yang “fokus terhadap produk daripada pelanggan”.

Budaya myopia, menurut Levitt, akan menjadi jalan kegagalan sebuah bisnis karena pola pikir sempit dan ilusi bahwa perusahaan sedang berada dalam sebuah industri yang sedang bertumbuh. Keyakinan ini mengarah pada kepuasan diri dan hilangnya kepekaan melihat apa yang pelanggan sebenarnya inginkan. Perusahaan hanya berfokus pada produknya, merasa produknya merupakan yang terbaik dan mudah diserap oleh pasar saat itu.
Pandangan Levitt ini dinilai sebagai awal gerakan pemasaran modern. Tema utama yang diusung ialah adanya visi dari banyak organisasi yang terlalu dibatasi oleh pemahaman sempit tentang bisnis apa yang mereka geluti. Para CEO harus me-review kembali visi perusahaan mereka, serta mendefinisikan ulang pasar dalam perspektif yang lebih luas; guna menghindari pemahaman sempit tadi. Seperti semua pemikiran Levitt, tindakan ini sangat praktis dan pragmatis. Berbagai perusahaan kemudian menyadari bahwa selama ini mereka kehilangan kesempatan karena institusi mereka telah kehilangan kesempatan dalam mengadopsi pandangan yang lebih luas. Warning Levitt ini kemudian membuat perusahaan minyak mendefinisikan ulang bisnis mereka sebagai pengolahan sumber energi, bukan hanya tentang minyak bumi. Hal ini karena minyak bumi memang menjadi komoditas utama sekarang ini, tapi akan hilang dalam tahun-tahun selanjutnya.
Salah satu alasan banyaknya perusahaan terjebak dalam marketing myopia adalah karena orang merasa mereka tidak dapat secara akurat memprediksi masa depan sehingga memilih bermain pada era sekarang. Meskipun ini sebuah kehati-hatian, tetapi ini justru merugikan mereka; apalagi kini telah terdapat bermacam teknik prediksi bisnis untuk memperkirakan kondisi masa depan sebaik mungkin. Menghilangkan mindset yang berujung pada myopia akan membawa sebuah perusahaan terus berinovasi, mempersiapkan diri untuk menghadapi pasar di masa depan. Yang dalam jangka panjang, menjaga keberadaan perusahaan tersebut di dunia bisnis.

No comments: