By a.lussak August 22, 2011
Kenapa seseorang mampu begitu sukses dalam mencapai tujuan mereka, tetapi tidak yang lain? Jawaban yang cenderung muncul adalah intuisi –bahwa seseorang dilahirkan dengan bakat tertentu dan cenderung kurang pada orang lain–. Jawaban ini kadangkala benar, tetapi hanya sebagian kecil dari teka-teki kesuksesan yang ada. Penelitian selama beberapa dekade kemudian membuktikan bahwa kesuksesan bukan bersumber dari apa yang dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih kepada apa yang dilakukan oleh orang tersebut.
Pertama, jadilah lebih fokus. Ketika harus menentukan tujuan usaha Anda, cobalah untuk sespesifik mungkin. “Kehilangan Rp50.000” adalah tujuan yang lebih baik daripada sekedar “menurunkan berat badan”. Dasar utama kesuksesan adalah tahu persis apa yang ingin dicapai sehingga mampu membuat Anda termotivasi untuk sampai di titik tersebut. Setelah menentukan tujuan yang lebih spesifik, maka strategi mencapai titik tujuan tersebut pun harus dibuat lebih spesifik. Anda harus memilih strategi “aku tidak akan makan apapun setelah pukul 19.00 dan akan tidur pukul 22.00” dibanding “aku akan mengurangi makan dan tidur lebih cepat” ketika Anda sedang berusaha menurunkan berat badan. Selain membuat path Anda lebih jelas mencapai tujuan, strategi dan langkah spesifik lebih mudah dievaluasi; melihat apakah langkah tersebut telah benar, dan apakah tidak berbelok saat Anda mulai menapakinya.
Kedua, Anda harus mampu memilih waktu yang tepat untuk melakukan tindakan. Selama ini, banyak orang terlallu sibuk dan menghabiskan waktu untuk hal-hal rutin. Hal ini secara efektif seringkali menghilangkan kesempatan untuk notice pada kesempatan melakukan perubahan; padahal kesempatan tersebut akan membawa Anda menuju kesuksesan. Dan seperti premis klasik, “kesempatan tidak datang dua kali”, begitu juga dengan Anda yang harus selalu aware terhadap tiap kesempatan di sekitar Anda. Bagaimana kemudian Anda harus aware dengan waktu di sekitar rutinitas Anda? Sekali lagi, buatlah perencanaan kegiatan Anda sejelas mungkin! Misalnya, “aku akan datang ke kantor 30 menit sebelum bekerja” atau “pada hari Jumat, aku akan pulang tepat pukul 17.00”. Ketepatan perencanaan waktu akan membuat Anda lebih mampu mendeteksi dan merebut kesempatan yang muncul; karena Anda memberikan cukup waktu bagi otak Anda untuk lowong dan “melihat kanan-kiri”.
Ketiga, Anda harus tahu seberapa jauh Anda bisa “pergi” atau “berbelok”. Sangat penting untuk tahu persis seberapa jauh Anda sejenak meninggalkan rutinitas. Ini membutuhkan observasi akurat dan teratur untuk melihat kemajuan yang dibuat. Hal ini untuk bisa melakukan tindakan korektif begitu ada langkah yang salah atau menjauhkan Anda dari tujuan.
Setelah memahami 3 (tiga) ciri pertama pembeda mengapa seseorang dapat sukses (http://the-marketeers.com/archives/sembilan-pembeda-orang-sukses-1.html), maka kini tiga ciri pembeda lain harus Anda perhatikan. Untuk diingat, ciri pembeda ini ternyata tidak hanya berlaku untuk kesuksesan Anda, tetapi juga untuk tindakan marketing yang Anda lakukan!
Keempat, jadilah orang yang optimis namun tetap realistis. Ketika menentukan sebuah sasaran, Anda harus mampu berpikir positif bahwa dengan segala cara, Anda dapat mencapainya. Rasa percaya pada kemampuan untuk sukses akan sangat membantu menciptakan dan mempertahankan motivasi Anda. Akan tetapi, Anda jangan lupa pula bahwa usaha mencapai tujuan pasti akan membutuhkan waktu, perencanaan, usaha, dan ketekunan. Semuanya harus mampu Anda siapkan untuk bisa menghadapi berbagai hambatan yang mungkin muncul. Studi menunjukkan bahwa apabila Anda berpikir bahwa perjalanan Anda akan sangat mudah, yang berakibat pada ketidaksiapan untuk menghadapi perjalanan, secara signifikan meningkatkan kemungkinan kegagalan mencapai tujuan.
Kelima, Anda harus fokus mendapatkan sesuatu yang lebih baik, bukan sesuatu yang baik. Pertama, hal tersebut akan membuat Anda selalu berusaha untuk mengembangkan diri. Anda tidak akan berhenti ketika sudah mencapai sesuatu, tetapi akan terus berusaha untuk mampu lebih. Kedua, “daya lebih” Anda akan membantu Anda mengalahkan kompetitor. Dengan memiliki keinginan untuk selalu lebih, Anda membangkitkan rasa keunggulan komparatif yang harus dimiliki. Jika hanya baik, maka Anda tidak bisa merebut “pasar”, bahkan tersalip oleh kompetitor. Tetapi dengan selalu ingin lebih baik, maka Anda akan dituntut untuk inovatif dan kreatif memperbaiki diri.
Keenam, Anda harus memiliki grit. Grit adalah kemauan untuk berkomitmen jangka panjang serta struggle dalam menghadapi kesulitan. Studi menunjukkan bahwa semakin seseorang memiliki grit, maka ia akan semakin lebih berhasil dibanding kelompoknya. Penting diingat, grit bukanlah sesuatu yang tidak bisa dipelajari. Grit mampu dibangun melalui usaha, perencanaan, ketekunan, dan strategi; sehingga Anda yakin dengan capaian masa depan dan upaya menghadapi setiap tantangan yang ada. Anda juga harus selalu mencatat perkembangan, reaksi, maupun feedback karena hal-hal tersebut dapat membantu Anda bertahan dalam situasi sulit yang tampaknya menjauhkan diri dari tujuan.
Setelah memahami Sembilan Pembeda Orang Sukses seri (1) dan (2), maka berikut ini adalah tiga faktor pembeda lain yang harus Anda miliki jika ingin sukses.
Ketujuh, Anda harus membangun otot kemauan. Kontrol otot kemauan Anda seperti Anda mengontrol otot-otot lain dalam tubuh Anda –ketika tidak dilatih, maka akan menjadi lebih lemah dari waktu ke waktu. Tetapi ketika Anda melatih dengan teratur, meski hanya sebentar, ia akan tumbuh lebih kuat dan lebih mampu membantu Anda berhasil mencapai tujuan Anda. Untuk membangun kemauan, Anda harus keluar dari zona nyaman, mengambil tantangan yang mengharuskan Anda untuk melakukan sesuatu yang Anda lebih suka tidak melakukan. Dengan begitu, Anda akan terlatih untuk menghadapi masalah dan menyelesaikannya. Anda akan terlatih juga untuk mendengar saran dan kritik yang semakin membangun kesuksesan Anda.
Kedelapan, jangan menggoda nasib. Tidak peduli seberapa kuat otot kemauan Anda, penting diingat bahwa semuanya itu tetap terbatas. Maka kembali ke awal lagi, Anda harus dengan spesifik mencatat tujuan, kelebihan, dan kelemahan Anda; agar bisa diukur dengan baik dan teratur. Selain itu, dengan lebih terukur, setiap pembelokan perjalanan Anda dapat dievaluasi, apakah menggerakkan Anda menuju kesuksesan atau menjauhkannya. Seperti halnya dalam melakukan marketing, Anda bisa bereksperimen untuk menyasar pelanggan dengan berbagai taktik. Akan tetapi, taktik tersebut harus benar-benar mengukur keberhasilan, seperti RoA atau RoE. Dari situ Anda akan tahu, apakah sumber daya Anda masih memungkinkan melangkah atau tidak.
Kesembilan, fokus pada apa yang akan Anda lakukan, bukan apa yang Anda tidak lakukan. Misalnya, jika Anda ingin berhenti merokok; tentu lebih baik Anda berfokus pada upaya-upaya untuk berhenti merokok, bukan apa saja hal buruk yang ada di dalam rokok. Anda tidak perlu memikirkan apa saja baik atau buruknya rokok, karena yang Anda inginkan hanya berhenti merokok! Seperti seroang pemasar yang, misalnya, ingin produknya merebut 30% market share. Maka ia hanya perlu berpikir mencapai angka tersebut, bukan mengalahkan kompetitornya. Kecuali jika berfokus pada mengalahkan kompetitor, maka ia harus membuat strategi untuk itu.
Jadi harus diingat, Anda hanya perlu melihat pada diri sendiri serta berkomunikasi dengan stakeholders tujuan Anda; kemudian membuat strategi spesifik dan terukur untuk mewujudkannya.
*Sumber : http://blogs.hbr.org/cs/2011/02/nine_things_successful_people.html?cm_sp=most_widget-_-default-_-Nine%20Things%20Successful%20People%20Do%20Differently
No comments:
Post a Comment