SENIN, 21 MARET 2011, 12:31 WIB
Studi: apa yang diterapkan pria dalam hal kepemimpinan, tidak dapat diterapkan wanita.
VIVAnews - Berapa banyak wanita yang menjadi seorang pemimpin hebat yang Anda ketahui? Margaret Tacher, Eleanor Roosevelt, Hillary Clinton, Madeline Albright, atau siapa lagi? Berapa banyak jumlah yang Anda sebutkan, jumlah mereka tetap tak sebanyak kaum pria yang menjadi pemimpin hebat.
Seperti ditulis Caitlin Friedman dan Kimberly Yorio dalam buku ‘The Girl’s Guide to Being a Boss’, penelitian yang dilakukan sejak awal 1980 menyimpulkan, apa yang diterapkan pria dalam hal kepemimpinan, tidak dapat diterapkan wanita. Bahkan penelitian itu menunjukkan, wanita memang tidak dipersiapkan untuk menjadi pemimpin, sehingga tak heran jika wanita yang menjadi teladan karena kehebatannya dalam memimpin, sangatlah jarang dan cenderung dapat dihitung dengan jari.
Banyak dari kita percaya, bahwa kemampuan memimpin adalah bakat alami, Namun Caitlin dan Kimberly menegaskan, memimpin bukan saja sesuatu yang tidak alamiah, tetapi juga sesuatu yang tak mudah.
Tapi bukan berarti Anda tidak bisa menjadi atasan yang hebat plus dicintai karyawan. Dengan langkah dan metode yang tepat, Anda bahkan dapat menjadi lebih 'perkasa' di mata karyawan dibanding pria.
Berikut tipsnya:
Banyak dari kita percaya, bahwa kemampuan memimpin adalah bakat alami, Namun Caitlin dan Kimberly menegaskan, memimpin bukan saja sesuatu yang tidak alamiah, tetapi juga sesuatu yang tak mudah.
Tapi bukan berarti Anda tidak bisa menjadi atasan yang hebat plus dicintai karyawan. Dengan langkah dan metode yang tepat, Anda bahkan dapat menjadi lebih 'perkasa' di mata karyawan dibanding pria.
Berikut tipsnya:
1. Terapkan pola kepemimpinan situasionalDari semua model kepemimpinan yang ada, model kepemimpinan situasional merupakan model yang cocok untuk wanita. Sebab, model kepemimpinan ini secara kontinyu dapar menganalisis semua kebutuhan perusahaan dan bawahan. Dengan metode ini Anda dapat menjadi wanita tepat pada tempat dan waktu yang tepat pula.
2. Evaluasi kekuatan dan kelemahan secara kontinyuMenurut penelitian yang dilakukan secara global, kejelasan organisasi, kemampuan manusia, komitmen karyawan, kepercayaan dan keyakinan diri dalam memimpin merupakan hal penting yang mempengaruhi kepuasan karyawan dalam organisasi. Karena itu, lakukan evaluasi secara terus menerus seputar kekuatan dan kelemahan Anda dalam memimpin agar Anda bisa terus produktif.
3. Berdayakan semua kemampuan dalam perusahaanMenurut Meredith Belbin, penulis 'Management Teams: Why They Succeed or Fail', setiap elemen perusahaan memiliki satu peran, bahkan lebih, yang mempengaruhi kinerja perusahaan.
2. Evaluasi kekuatan dan kelemahan secara kontinyuMenurut penelitian yang dilakukan secara global, kejelasan organisasi, kemampuan manusia, komitmen karyawan, kepercayaan dan keyakinan diri dalam memimpin merupakan hal penting yang mempengaruhi kepuasan karyawan dalam organisasi. Karena itu, lakukan evaluasi secara terus menerus seputar kekuatan dan kelemahan Anda dalam memimpin agar Anda bisa terus produktif.
3. Berdayakan semua kemampuan dalam perusahaanMenurut Meredith Belbin, penulis 'Management Teams: Why They Succeed or Fail', setiap elemen perusahaan memiliki satu peran, bahkan lebih, yang mempengaruhi kinerja perusahaan.
Kunci tim yang baik dan efisien adalah menciptakan keseimbangan sehat dari setiap individu, atau identifikasi peran yang Anda butuhkan dari masing-masing anggota tim, meskipun peran itu bukan kemampuan alami mereka.
4. Adil dan bertanggung jawabAtasan yang baik harus mampu menilai dengan objektif kelebihan dan kekurangan staf. Mampu mengenali dan mengembangkan potensi staf. Berikan kesempatan bagi staf untuk menunjukkan potensinya. Berikan pula penghargaan bagi staf berprestasi.
Selain itu, berani mengambil tanggung jawab. Bila ada tugas tidak berjalan dengan semestinya, seorang atasan yang baik akan mengambil tanggung jawab dan melakukan perbaikan, bukan mencari kambing hitam.
4. Adil dan bertanggung jawabAtasan yang baik harus mampu menilai dengan objektif kelebihan dan kekurangan staf. Mampu mengenali dan mengembangkan potensi staf. Berikan kesempatan bagi staf untuk menunjukkan potensinya. Berikan pula penghargaan bagi staf berprestasi.
Selain itu, berani mengambil tanggung jawab. Bila ada tugas tidak berjalan dengan semestinya, seorang atasan yang baik akan mengambil tanggung jawab dan melakukan perbaikan, bukan mencari kambing hitam.
Diasuh oleh:
Kevin Wu, Managing Director CoreAction Result Consulting, telah membantu beberapa perusahaan di tanah air melipatgandakan hasil hanya dalam waktu yang relatif singkat dengan metode management yang simple dan aplikatif. Tidak berlebihan jika banyak pihak yang menyebutnya sebagai "Result Consultant".
Info lebih lengkap silahkan klik www.thecoreaction.com, www.qi-leadership.com atau email info@thecoreaction.com
Info lebih lengkap silahkan klik www.thecoreaction.com, www.qi-leadership.com atau email info@thecoreaction.com
No comments:
Post a Comment