THE FUTURE OF HR
Editor: Erlangga Djumena
Rabu, 23 Maret 2011 | 10:52 WIB
SHUTTERSTOCK
“Evolution is not a force but a process. Not a cause but a law.” - John Morley (Journalist, Biographer and Statesman, 1838-1923)
“Bagaimana cara mengelola Human Resources (HR) dengan baik?” Pertanyaan mendasar ini telah sejak lama mengusik pikiran para pemimpin dan pakar manajemen. Tak terhitung jumlah pakar dari berbagai generasi yang mencoba menjawab pertanyaan ini.
Pemikiran - pemikiran mereka terekam di berbagai macam literatur, mulai dari manuskrip - manuskrip jaman sebelum Masehi sampai dengan buku-buku manajemen modern yang mudah didapatkan di toko buku terdekat rumah kita. Yang menarik adalah setiap era selalu memberikan jawaban yang berbeda. “Mengapa hal ini bisa terjadi?”, jawabannya adalah ‘‘Evolusi”.
Evolusi HR terjadi seiring dengan munculnya pemikiran-pemikiran baru dari para pemimpin dan pakar tentang pengelolaan SDM (Sumber Daya Manusia). Dimulai sebagai profesi yang hanya mengurus kesejahteraan karyawan di abad ke-19, SDM kini telah berevolusi menjadi profesi yang memiliki peran strategis. Salah satu pakar manajemen yang turut serta dalam proses pembentukan SDM menjadi yang kita kenal sekarang adalah Dave Ulrich, seorang profesor dari University of Michigan yang dinobatkan menjadi No. 1 Management Guru oleh majalah BusinessWeek.
Melalui buku HR Champions (1996) dan Tomorrow’s HR Management (1997), Dave Ulrich meletakkan dua konsep yang berhasil meredefinisi peran HR dan paradigma tentang pengelolaan SDM di saat ini. Pertama, departemen SDM harus memainkan empat peran, yakni strategic partner, administrative expert, employee champion, dan change agent. Konsep ini menekankan pada pentingnya departemen SDM untuk memainkan peran-peran yang strategis dalam pertumbuhan bisnis perusahaan.
Kedua, pengelolaan SDM adalah urusan semua pimpinan, khususnya manajer lini. Konsep ini menekankan bahwa pengelolaan SDM bukan menjadi menjadi tanggung jawab departemen SDM saja tetapi juga menjadi tanggung jawab manajer lini sebagai orang yang paling mengerti tentang unit kerjanya.
Kedua konsep ini akhirnya diimplementasikan oleh banyak perusahaan dan kini sudah menjadi praktek yang umum. Contoh sederhana dari implementasi kedua konsep ini adalah pembentukan posisi ‘HR Business Partner’ dan pengiriman manajer lini ke pelatihan ‘HR for Non HR Managers’.
Pemikiran-pemikiran Dave Ulrich dan para pakar lainnya membantu perusahaan-perusahaan untuk memahami bahwa pengelolaan SDM yang baik mendatangkan manfaat yang lebih dari sekedar keteraturan organisasi.
Sebuah riset yang tercantum dalam buku HR Scorecard (2001) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang mengelola SDM-nya dengan baik memiliki penjualan per karyawan empat kali lebih tinggi dan market-to-book value tiga kali lebih besar dari perusahaan-perusahaan yang pengelolaan SDM-nya kurang baik. Dengan kata lain, pengelolaan SDM yang baik berdampak kepada bottom line (keuntungan).
Evolusi SDM pun terus bergulir. Dave Ulrich meminta GML Performance Consulting untuk mereview sebuah draft artikel yang akan dipublikasikannya. Melalui artikel ini, Dave Ulrich akan memaparkan konsep-konsep baru tentang peran SDM di masa mendatang, antara lain tentang peran SDM dalam menghadapi perubahan pada lingkungan eksternal perusahaan dan bagaimana SDM dapat memberikan nilai tambah secara langsung kepada stakeholder eksternal. Ide-ide provokatif ini akan dipaparkan Dave Ulrich dalam kunjungannya ke Jakarta di bulan April mendatang. Are you ready for the next evolution? (Raymond Hadisubrata & Aditya Andika, Director Consulting and Product Marketing Management of PT GML Performance Consulting)
Ikuti A New Vision of Human Resources in Value Creation for Investors, Customers, and Employee Engagement bersama Dave Ulrich
No comments:
Post a Comment