Rabu, 12 Oktober 2011 14:16
Angel investor dan pemodal ventura (VC) umumnya tidak tertarik untuk menanamkan investasi pada badan nirlaba. Alasan sederhana mereka ialah bahwa usaha nirlaba bertolak belakang dengan tujuan mereka untuk meraup keuntungan. Namun masih banyak orang yang belum memahami alasan ini.
Sebuah organisasi nirlaba umumnya didefinisikan sebagai sebuah organisasi yang tidak menyebarkan kelebihan dananya kepada para pemilik atau pemilik saham tetapi menggunakan kelebihana dana itu untuk membantu pencapaian tujuannya. Misalnya organisasi amal, persatuan perdagangan dan organisasi seni masyarakat umum.
Jelasnya usaha-usaha nirlaba ini masih membutuhkan dana segar agar bisa terus beroperasi dan bertumbuh, seperti sebuah usaha yang memburu laba. Lalu pilihan apakah yang tersedia untuk badan-badan usaha nirlaba yang tidak mungkin untuk menjual saham kepemilikan layaknya bisnis lainnya?
- Donasi institusi dan individu: Bagi sebuah badan nirlaba, memulai operasional dengan pendanaan Mandiri atau bootstrapping ialah cara paling masuk akal yang bisa ditempuh. Dana bisa didapatkan dari sumbangan para donatur dan pengumpulan dana dari berbagai individu yang bersimpati dengan tujuan amal yang dimiliki badan bersangkutan. Keuntungannya ialah tidak diperlukan banyak waktu dan tenaga untuk mencari dan menyiapkan alternatif lainnya dan tidak ada persyaratan pembayaran kembali atas diberikannya semua dana tersebut dan tidak diperlukan sebuah jaminan untuk itu. Tidak ada pula diskusi atau negosiasi yang harus dilaksanakan tentang ekuitas atau perdebatan tentang ROI (return of investment).
- Pinjaman dari bank atau institusi keuangan lain: Badan nirlaba bisa mengajukan pinjaman ke bank atau kredit seperti halnya perusahaan yang berorientasi laba. Namun, dibutuhkan jaminan untuk pinjaman tersebut, atau diperlukan adanya seseorang yang bersedia memberikan jaminan pinjaman dan sejumlah bukti kuat tentang keberadaan badan nirlaba yang bersangkutan seperti inventaris dan aset yang dimiliki.
- Pinjaman pribadi dari ndividu, karyawan dan dewan direksi: Pinjaman pribadi adalah alternatif pendanaan lainnya tetapi sebisa mungkin dihindari. Sebagaimana dalam perusahaa lainnya, pinjaman ini bisa berujung pada masalah antara perusahaan dengan karyawan atau bahkan bisa mengakibatkan persengketaan hukum yang berkepanjangan. Sebuah lembaga nirlaba bisa menerbitkan surat obligasi kepada anggota dewan direksi dan anggotanya sebagai satu cara untuk meminta pinjaman dari orang yang sama.
- Hibah pemerintah: Sumber dana hibah dari pemerintah sering diabaikan, tetapi bisa menjadi sumber pendanaan utama sekarang ini jika dipandang relevan, terutama jika usaha nirlaba memiliki visi dan misi yang selaras dengan program pemerintah yang berkuasa. Kelemahannya ialah diperlukan kerja keras untuk bisa mengajukan dan menembus birokrasi yang alot dan berlapis serta berliku. Belum lagi pencairan dana yang bisa lebih lama dari ekspektasi.
- Sumbangan pribadi: Jenis sumber dana ini biasanya berupa pemberian dan hadiah yang harus dijaga dan dirawat sebagai sebuah investasi yang bisa terus menghasilkan bagi usaha nirlaba yang bersangkutan. Pemberian biasanya terbatas pada bidang yang diminati oleh si penyumbang atau dermawan dan memiliki banyak syarat yang harus dipenuhi, jadi telitilah sebelum menerima.
- Barter alias bertukar layanan: Barter terjadi saat Anda menukarkan barang atau jasa tanpa menggunakan uang. Contohnya, kita bisa mendapatkan ruang kantor dengan menyetujui untuk menjadi manajerproperti di pemilik. Ini bisa jadi sebuah barter yang efektif untuk mendapatkan kayanan akuntan atau hukum, tetapi tidak akan memberikan Anda pemasukan tunai untuk membayar gaji pegawai.
Orang dan proses-proses yang terlibat dalam pendanaan sebuah usaha nirlaba sedikit memiliki persamaan dengan angel investor atau proses yang disyaratkan oleh pemodal ventura. Anda masih harus memulai proses dengan rencana bisnis yang baik tetapi kemudian Anda harus mencari keberadaan seorag filantropis bukan seorang investor.
No comments:
Post a Comment