Eben Ezer Siadari
Berikut ini empat area prioritas yang disarankan oleh McKinsey untuk mewujudkan pasar US$1,8 triliun itu.
JAKARTA, Jaringnews.com - Pada tahun 2030 empat area potensial dalam perekonomian Indonesia akan menawarkan pasar senilai US$1,8 triliun, naik hampir empat kali lipat dari hanya US$0,5 triliun saat ini. Hal ini terungkap dalam studi terbaru McKinsey Global Institute (MGI) bertajuk Unleashing Indonesia's Potential, yang dilansir di Hotel Four Seasons, Jakarta, hari ini (18/9).
"Indonesia harus berkeyakinan untuk bertindak dan mengambil langkah praktis untuk mendorong pertumbuhan. Jika berhasil, upaya ini dapat menciptakan peluang pasar sebesar US$1,8 triliun untuk kesejahteraan rakyat Indonesia," kata Arief Budiman, presiden direktur McKinsey Indonesia, ketika mempresentasikan studi tersebut.
McKinsey mengasumsikan sektor konsumsi bisa tumbuh 7,7 persen pertahun mulai dari 2011 hinga 2030. Sedangkan sektor pertanian dan perikanan diperkirakan tumbuh 6 persen. Sumber daya alam diasumsikan tumbuh 7 persen dan pendidikan 7 persen.
Untuk itu, menurut Arief Budiman, ada empat area prioritas, yang disarankan oleh McKinsey untuk mewujudkan pasar US$1,8 triliun itu. Keempatnya adalah sebagai berikut.
Pertama, mentransformasi jasa konsumen. Dengan tingkat konsumsi yang diperkirakan tumbuh sebesar 7,7 persen per tahun, sektor jasa memiliki peluang bisnis US$1,1 triliun di 2030. Ini terwujud jika Indonesia dapat mengatasi hambatan produktivitas termasuk regulasi berlebih, proteksionisme dan infrastruktur transportasi.
Kedua, mendorong produktivitas pertanian dan perikanan. Seiring dengan banyaknya tenaga kerja yang meninggalkan pedesaan, urbanisasi dan tingkat pendapatan yang terus meningkat akan mendorong peningkatan permintaan pangan baik di Indonesia mau pun dunia.
Dengan meningkatkan hasil produksi, meminimilisasi limbah pasca panen dan melakukan peralihan ke tanaman pangan bernilai tinggi, Indonesia tidak saja dapat memenuhi permintaan domestik namun juga melakukan ekspor produk pertanian ke kawasan Asia.
Ketiga, membangun perekonomian dengan penggunaan sumber daya yang cerdas. Dengan kebutuhan energi yang berpotensi meningkat tiga kali lipat pada 2030, RI perlu memaksimalkan penggunaan sumberdaya nonkonvensional termasuk panasbumi. McKinsey menilai energi alternatif dapat memenuhi 20 persen kebutuhan energi pada 2030.
Keempat, berinvestasi dalam pengembangan keterampilan. Untuk mencapai laju pertumbuhan 5-6 persen, Indonesia perlu menambah 60 juta pekerja terampil dan semi terampil ke dalam angkatan kerja untuk menanggung risiko terjadinya kekurangan tenaga terampil.
"Indonesia harus berkeyakinan untuk bertindak dan mengambil langkah praktis untuk mendorong pertumbuhan. Jika berhasil, upaya ini dapat menciptakan peluang pasar sebesar US$1,8 triliun untuk kesejahteraan rakyat Indonesia," kata Arief Budiman, presiden direktur McKinsey Indonesia, ketika mempresentasikan studi tersebut.
McKinsey mengasumsikan sektor konsumsi bisa tumbuh 7,7 persen pertahun mulai dari 2011 hinga 2030. Sedangkan sektor pertanian dan perikanan diperkirakan tumbuh 6 persen. Sumber daya alam diasumsikan tumbuh 7 persen dan pendidikan 7 persen.
Untuk itu, menurut Arief Budiman, ada empat area prioritas, yang disarankan oleh McKinsey untuk mewujudkan pasar US$1,8 triliun itu. Keempatnya adalah sebagai berikut.
Pertama, mentransformasi jasa konsumen. Dengan tingkat konsumsi yang diperkirakan tumbuh sebesar 7,7 persen per tahun, sektor jasa memiliki peluang bisnis US$1,1 triliun di 2030. Ini terwujud jika Indonesia dapat mengatasi hambatan produktivitas termasuk regulasi berlebih, proteksionisme dan infrastruktur transportasi.
Kedua, mendorong produktivitas pertanian dan perikanan. Seiring dengan banyaknya tenaga kerja yang meninggalkan pedesaan, urbanisasi dan tingkat pendapatan yang terus meningkat akan mendorong peningkatan permintaan pangan baik di Indonesia mau pun dunia.
Dengan meningkatkan hasil produksi, meminimilisasi limbah pasca panen dan melakukan peralihan ke tanaman pangan bernilai tinggi, Indonesia tidak saja dapat memenuhi permintaan domestik namun juga melakukan ekspor produk pertanian ke kawasan Asia.
Ketiga, membangun perekonomian dengan penggunaan sumber daya yang cerdas. Dengan kebutuhan energi yang berpotensi meningkat tiga kali lipat pada 2030, RI perlu memaksimalkan penggunaan sumberdaya nonkonvensional termasuk panasbumi. McKinsey menilai energi alternatif dapat memenuhi 20 persen kebutuhan energi pada 2030.
Keempat, berinvestasi dalam pengembangan keterampilan. Untuk mencapai laju pertumbuhan 5-6 persen, Indonesia perlu menambah 60 juta pekerja terampil dan semi terampil ke dalam angkatan kerja untuk menanggung risiko terjadinya kekurangan tenaga terampil.