Sunday, June 23, 2013

Sasha Sunu, Perempuan di Balik Brand Strategist Seratus Company

http://swa.co.id/profile/sasha-sunu-perempuan-di-balik-brand-strategist-seratus-company

Nyempil di antara 3 kawan lelakinya yang berfungsi sebagai founder 100preneur.com, tak lantas membuat Sasha Sunu kehilangan power dalam bekerja. Sebagai satu-satunya perempuan yang tergabung dalam team strategis Seratus Company (perancang utama platform 100preneur.com), Sasha dituntut mampu berjibaku dengan pekerjaan ganda dalam sekali waktu.
Kiblatnya sendiri berada pada dunia strategic branding sekaligus Editor and Chief untuk channel.100preneur.com. Dara kelahiran Jakarta, 14 November 1986 ini memang merasakan atmosfer yang sepadan dengan passionnya setelah bergabung dengan wadah pemersatu enterpreneur ini.
Bagaimana perjalanan Sasha sampai akhirnya memilih untuk berkarier di dunianya sekarang? Berikut penuturannya kepada Swa Online saat ditemui di sela-sela acara peluncuran Ajang Get In The Ring Indonesia yang digagasnya bersama kawan-kawan serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 20 Juni 2013 :
Bagaimana perjalanan karier Anda setelah lulus kuliah?
Dulu saya kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia ambil jurusan Akuntansi. Tapi sebenarnya saya lebih tertarik ke marketing. Jadi walaupun belajarnya akun, tapi passion saya tidak ke sana. Nah setelah lulus, saya mencari pekerjaan yang tidak ada kaitannya dengan akuntansi atau keuangan. Saya justru cari pekerjaan yang berhubungan langsung dengan marketing. Tahun 2007, saya masuk ke Unilever Indonesia untuk mengisi divisi brand buliding.
Posisi saya saat itu adalah Asisten Brand Manager yang mana jenis pekerjaannya sangat sesuai dengan passion saya. Di situ saya merasa beruntung sekali karena ibaratnya saya bisa mendapatkan materi kuliah tentang marketing dan bisnis yang paling bagus, tapi nggak usah bayar, hahahaha….Nah, selama di Unilever, saya sempat handle beberapa brand. Pertama saya pegang skin care product seperti Citra Body Lotion dan Ponds. Jadi saya banyak sekali belajar tentang kebutuhan cewek di kategori ini. Saya juga sempat pegang Axe dan PepsodentTotally menyenangkan sihenvironment di sana. I’ts one of the best company for Youngster untuk belajar bisnis dan marketing.
Dari Unilever lalu pindah ke mana lagi karier Anda berlabuh?
Saya resign dari Unilever untuk kuliah dulu sebenarnya. Karena kan memang saya tertariknya di dunia marketing. Meskipun di Unilever saya diajarkan banyak hal tentang bisnis dan marketing, tapi di luar sana masih ada sesuatu yang bisa saya pelajari. Karena ada anggapan bahwa belajar advertising danbranding terbaik harus dimulai dari sumbernya, maka waktu itu pilihannya ada 2, Amerika atau Inggris. Akhirnya saya pilih Bournemouth University, United Kingdom. Di sana saya belajar 2 tahun, hingga lulus dan memperoleh gelar Master of Art di Advertising and Marketing Communications.
Perbedaan yang saya rasakan adalah, di Unilever kan saya tahunya hanya bikin iklan, jualan produk, promosi, dll. Nah dengan kuliah, saya bisa lebih tahu lagi tentang alasan di balik pembuatan iklannya seperti apa, cara-cara yang dipakai bagaimana karena semuanya telah diimbangi dengan teori-teori yang relevan.
Setelah S2 selesai, Anda langsung kembali ke Tanah Air untuk bergabung dengan 100preneur.com?
Setelah selesai menjalani studi S2, saya kembali ke Indonesia September tahun lalu. Nah, di situ saya bertemu dengan Apung dkk di seratus company. Kebetulan waktu itu mereka masih dalam tahap pengembangan engineer di 100preneur.com. Dan karena kami sama-sama punya passion dienterpreneurship, akhirnya saya diajak join, terutama untuk pegang di channel.100preneur.com.Channel ini kan bentuk online medianya ya. Jadi kami ingin memberikan informasi dan potret wirausahawan Indonesia sekarang seperti apa. Bentuknya seperti website enterpreneurship, tapi kami bawa dengan bahasa yang ringan dan bisa dilihat juga dari sisi lifestyle si wirausahawannya ini.
Di situ ada informasi, ada tips-tips, dan yang paling unik adalah sebelum launch, kami sudah sering interview pengusaha-pengusaha sukses yang ada di Jakarta. Dari yang kreatif sampai ke makanan. Nah, itu sudah ada semua di 100preneur.com, videonya ada, artikelnya pun juga ada. Contohnya adalah Octovate milik Ben Soebiakto. Katanya dia itu wpp-nya Indonesia. Perusahaan kreatif yangnetworknya bagus dan terkenal. Pernah interview juga dengan Jenahara yang hijab-hijabnya terkenal. Jadi fashion ada, kreatif ada, dll. Dan ke depannya, akan ada banyak sekali yang akan kami interview-interview lagi.
Apa tujuan utama dibentuknya sosial media 100preneur.com ini?
Jadi 100preneur.com ini adalah social media untuk enterpreneur Indonesia. Tujuannya untuk saling membangun network, berbagi ide dan kalau bisa juga mengembangkan idenya di situ. Selain 100preneur.com, kami punya channel.100preneur.com. Itu adalah online newsnya. Jadi kalau ingin iseng-iseng up date dunia wirausahawan sekarang, orang-orangnya siapa saja, bisa dicek di situ.
Semuanya itu dibangun dalam satu wadah bernama Seratus Company?
Seratus Company ini merupakan bisnis lain kami di bidang brand consultant Basicly, yang kami lakukan adalah membuat strategi pemasaran, desain grafis, dan juga digital. Jadi di Seratus Company ini, posisi saya sebagai Strategic Planer. Karena ini kan brand agensi ya, jadi tugas saya kurang lebih adalah yang menjalankan riset, membuat konsep, dan membuat planning untuk klien-klien kami dari segi pemasaran maupun komunikasinya.
Kalau tugas-tugas Anda apa saja?
Editor and Chief untuk channel.100preneur.com. Tugas-tugasnya adalah mengelola websitenya, mengatur strategi kontennya seperti apa, serta bisnis ke depannya bagaimana. Di bawah saya ada penulis-penulis yang harus saya arahkan. Artikelnya harus seperti apa, bahan-bahannya drai mana, dll. Intinya saya yang menentukan arah dan tujuan dari si website channel.100preneur.com ini dalam arti bisnis maupun kontennya.
Berapa anggota tim yang Anda pimpin?
Penulis baru ada 3 orang, developer 1 orang, dan operation 1 orang. Founder 100preneur itu ada Apung, Aditya, dan juga Eki. Saya lebih ke arah partner karena baru bergabung.
Tantangan apa yang Anda hadapi setelah bergabung dengan perusahaan startup?
Satu adalah bagaimana memperbesar bisnisnya dengan recources yang terbatas. Kedua adalah bagaimana kami mencari audience sebanyak-banyaknya. Karena kedua hal itu berhubungan denganrecources, baik itu human recources ataupun finance. Kalau sekarang, 100preneur sih sudah fully funded oleh 100 Company. Kami mau start small dulu, menguatkan pondasi bisnis serta materi-materi di dalamnya, and then straigth to go from there. Jadi kami ingin bisnis ini to grow organicly. Start small to go bigger.
Saat ini salah satu pencapaian Anda dkk adalah berpartisipasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Ajang Get in The Ring, boleh diceritakan secara singkat apa motivasi menggelar ajang ini?
Kompetisi Get In The Ring sebenarnya juga dilakukan sebagai salah satu langkah awal 100preneur untuk mengembangkan wirausaha di Indonesia. Kami melihat wirausahawan sudah banyak di sini. Tapi mungkin exposurenya masih sedikit. Yang sudah mendapatkan exposure mungkin baru segelintir pihak yang kebetulan punya network bagus dengan investor atau venture capital.
Dengan Get In The Ring, kami ingin memperluas jaringan. Kami akan berkomunikasi dengan komunitas-komunitas startup serta universitas-universitas di Indonesia, dengan harapan agar startup-startupyang berpotensi ini bisa join di kompetisinya. Dan akhirnya kalau memang dia potensial, mereka bisa mendapatkan exposure dari investor-investor atau venture capital. Ada kemungkinan mereka dikasihfund atau dibantu dalam hal manajemennya supaya bisnisnya makin besar. Karena kan sekarang sudah ada beberapa tuh, startup-startup yang sudah masuk dalam radar venture capital. Tapi mungkin hanya orang-orang yang kami kenal saja. Siapa tahu ada startup potensial lain di luar sana, entah di Jogja atau di Malang, yang sebelumnya belum tertangkap radar. Jadi harapannya daerah-daerah yang memiliki startup potensial ini bisa terjangkau.
Ada persyaratan umur tidak untuk menjadi kandidat startup ini? Atau syarat-syarat lainnya apa?
Tidak ada syarat umur. Yang penting adalah bisnisnya. Jadi syaratnya ada 3. Satu, bisnisnya tidak boleh sudah jalan lebih dari 5 tahun, orangnya terserah. Mau masih kuliah, orang tua/muda, semua boleh gabung. Kedua, bisnisnya harus inovatif dan berpotensi untuk bisa dibesarkan. Ketiga, orangnya bisa presentable. Dia harus bisa berkomunikasi dan mempresentasikan ide bisnisnya dengan baik.
Sudah ada berapa startup yang mendaftar? Targetnya bisa mencapai berapa?
Hari ini pendaftarannya baru dibuka. Untuk target, saya belum bisa sebut angkanya. Tapi kalau pesertanya sendiri, nanti di regionalnya akan ada 40 startup yang akan berkompetisi secara langsung di acara Get In The Ring Indonesia. Acaranya akan diselenggarakan di Gedung Smesco tanggal 3-7 September 2013. Lalu di final nasionalnya akan ada 8 kontesta yang dipilih lagi menjadi 2 untuk diikutkan ke ajang internasionalnya yaitu di Rotterdam, Belanda.
Apa hobi Anda?
Saya suka dengan pop culture, musik, film, TV, dan entertainment. Saya juga suka baca atau mengikuti berita tentang brandingmarketingadvertising, dan teknologi. Di luar itu, yang tidak berkaitan dengan bisnis ya itu tadi, saya juga suka banget makan, jalan-jalan, musik, main gitar atau piano.
Apalagi target dan obsesi Anda ke depan?
Target karier sih saya ingin 100preneur, sosial media, dan online newsnya itu tambah gede, banyak yang baca. Jadi target angka yang sudah diset tim kami dapat tercapai. Kedua, saya dan teman-teman di sini akan membuat konsultan bisnis untuk wirausahawannya. Jadi target kami adalah small medium enterpreneurs. Dengan expertise kami di bidang marketing dan bisnis, kami akan bantu mereka set up business planningnya hingga memasarkan produknya. Mungkin dengan adanya networkyang kami punya, diharapkan enterpreneur yang join di platform kami itu akan mendapatkan investor atau bahkan someone yang tertarik untuk membeli produknya. (EVA)