Sunday, August 28, 2011

Sembilan Pembeda Orang Sukses

http://the-marketeers.com/archives/sembilan-pembeda-orang-sukses-1.html
By  August 22, 2011





Kenapa seseorang mampu begitu sukses dalam mencapai tujuan mereka, tetapi tidak yang lain? Jawaban yang cenderung muncul adalah intuisi –bahwa seseorang dilahirkan dengan bakat tertentu dan cenderung kurang pada orang lain–. Jawaban ini kadangkala benar, tetapi hanya sebagian kecil dari teka-teki kesuksesan yang ada. Penelitian selama beberapa dekade kemudian membuktikan bahwa kesuksesan bukan bersumber dari apa yang dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih kepada apa yang dilakukan oleh orang tersebut.
Pertama, jadilah lebih fokus. Ketika harus menentukan tujuan usaha Anda, cobalah untuk sespesifik mungkin. “Kehilangan Rp50.000” adalah tujuan yang lebih baik daripada sekedar “menurunkan berat badan”. Dasar utama kesuksesan adalah tahu persis apa yang ingin dicapai sehingga mampu membuat Anda termotivasi untuk sampai di titik tersebut. Setelah menentukan tujuan yang lebih spesifik, maka strategi mencapai titik tujuan tersebut pun harus dibuat lebih spesifik. Anda harus memilih strategi “aku tidak akan makan apapun setelah pukul 19.00 dan akan tidur pukul 22.00” dibanding “aku akan mengurangi makan dan tidur lebih cepat” ketika Anda sedang berusaha menurunkan berat badan. Selain membuat path Anda lebih jelas mencapai tujuan, strategi dan langkah spesifik lebih mudah dievaluasi; melihat apakah langkah tersebut telah benar, dan apakah tidak berbelok saat Anda mulai menapakinya.
Kedua, Anda harus mampu memilih waktu yang tepat untuk melakukan tindakan. Selama ini, banyak orang terlallu sibuk dan menghabiskan waktu untuk hal-hal rutin. Hal ini secara efektif seringkali menghilangkan kesempatan untuk notice pada kesempatan melakukan perubahan; padahal kesempatan tersebut akan membawa Anda menuju kesuksesan. Dan seperti premis klasik, “kesempatan tidak datang dua kali”, begitu juga dengan Anda yang harus selalu aware terhadap tiap kesempatan di sekitar Anda. Bagaimana kemudian Anda harus aware dengan waktu di sekitar rutinitas Anda? Sekali lagi, buatlah perencanaan kegiatan Anda sejelas mungkin! Misalnya, “aku akan datang ke kantor 30 menit sebelum bekerja” atau “pada hari Jumat, aku akan pulang tepat pukul 17.00”. Ketepatan perencanaan waktu akan membuat Anda lebih mampu mendeteksi dan merebut kesempatan yang muncul; karena Anda memberikan cukup waktu bagi otak Anda untuk lowong dan “melihat kanan-kiri”.
Ketiga, Anda harus tahu seberapa jauh Anda bisa “pergi” atau “berbelok”. Sangat penting untuk tahu persis seberapa jauh Anda sejenak meninggalkan rutinitas. Ini membutuhkan observasi akurat dan teratur untuk melihat kemajuan yang dibuat. Hal ini untuk bisa melakukan tindakan korektif begitu ada langkah yang salah atau menjauhkan Anda dari tujuan.

Setelah memahami 3 (tiga) ciri pertama pembeda mengapa seseorang dapat sukses (http://the-marketeers.com/archives/sembilan-pembeda-orang-sukses-1.html), maka kini tiga ciri pembeda lain harus Anda perhatikan. Untuk diingat, ciri pembeda ini ternyata tidak hanya berlaku untuk kesuksesan Anda, tetapi juga untuk tindakan marketing yang Anda lakukan!

http://brainchildblog.com/wp-content/uploads/2011/05/Optimistic-Thinking-Bubble.jpg
Keempat, jadilah orang yang optimis namun tetap realistis. Ketika menentukan sebuah sasaran, Anda harus mampu berpikir positif bahwa dengan segala cara, Anda dapat mencapainya. Rasa percaya pada kemampuan untuk sukses akan sangat membantu menciptakan dan mempertahankan motivasi Anda. Akan tetapi, Anda jangan lupa pula bahwa usaha mencapai tujuan pasti akan membutuhkan waktu, perencanaan, usaha, dan ketekunan. Semuanya harus mampu Anda siapkan untuk bisa menghadapi berbagai hambatan yang mungkin muncul. Studi menunjukkan bahwa apabila Anda berpikir bahwa perjalanan Anda akan sangat mudah, yang berakibat pada ketidaksiapan untuk menghadapi perjalanan, secara signifikan meningkatkan kemungkinan kegagalan mencapai tujuan.


Kelima, Anda harus fokus mendapatkan sesuatu yang lebih baik, bukan sesuatu yang baik. Pertama, hal tersebut akan membuat Anda selalu berusaha untuk mengembangkan diri. Anda tidak akan berhenti ketika sudah mencapai sesuatu, tetapi akan terus berusaha untuk mampu lebih. Kedua, “daya lebih” Anda akan membantu Anda mengalahkan kompetitor. Dengan memiliki keinginan untuk selalu lebih, Anda membangkitkan rasa keunggulan komparatif yang harus dimiliki. Jika hanya baik, maka Anda tidak bisa merebut “pasar”, bahkan tersalip oleh kompetitor. Tetapi dengan selalu ingin lebih baik, maka Anda akan dituntut untuk inovatif dan kreatif memperbaiki diri.

http://www.freeenterprise.com/wp-content/uploads/2011/05/success1.jpg
Keenam, Anda harus memiliki gritGrit adalah kemauan untuk berkomitmen jangka panjang serta struggle dalam menghadapi kesulitan. Studi menunjukkan bahwa semakin seseorang memiliki grit, maka ia akan semakin lebih berhasil dibanding kelompoknya. Penting diingat, grit bukanlah sesuatu yang tidak bisa dipelajari. Grit mampu dibangun melalui usaha, perencanaan, ketekunan, dan strategi; sehingga Anda yakin dengan capaian masa depan dan upaya menghadapi setiap tantangan yang ada. Anda juga harus selalu mencatat perkembangan, reaksi, maupun feedback karena hal-hal tersebut dapat membantu Anda bertahan dalam situasi sulit yang tampaknya menjauhkan diri dari tujuan.
Setelah memahami Sembilan Pembeda Orang Sukses seri (1) dan (2), maka berikut ini adalah tiga faktor pembeda lain yang harus Anda miliki jika ingin sukses.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnXcf-EWaTVc4tbGPbzLkx3jCybNVDeBicfkwgz1X4oFHR6fi7s7ER51VI8tMHtLYnNIFbjB8UC4At5ITeack9pt9GhX2xZ9DCbUyvJ71EIrtfgwLGVdqAM0zBQ8RWmnxlntlAg1gvazxX/s1600/key-to-success.jpg
Ketujuh, Anda harus membangun otot kemauan. Kontrol otot kemauan Anda seperti Anda mengontrol otot-otot lain dalam tubuh Anda –ketika tidak dilatih, maka akan menjadi lebih lemah dari waktu ke waktu. Tetapi ketika Anda melatih dengan teratur, meski hanya sebentar, ia akan tumbuh lebih kuat dan lebih mampu membantu Anda berhasil mencapai tujuan Anda. Untuk membangun kemauan, Anda harus keluar dari zona nyaman, mengambil tantangan yang mengharuskan Anda untuk melakukan sesuatu yang Anda ​lebih suka tidak melakukan. Dengan begitu, Anda akan terlatih untuk menghadapi masalah dan menyelesaikannya. Anda akan terlatih juga untuk mendengar saran dan kritik yang semakin membangun kesuksesan Anda.
Kedelapan, jangan menggoda nasib. Tidak peduli seberapa kuat otot kemauan Anda, penting diingat bahwa semuanya itu tetap terbatas. Maka kembali ke awal lagi, Anda harus dengan spesifik mencatat tujuan, kelebihan, dan kelemahan Anda; agar bisa diukur dengan baik dan teratur. Selain itu, dengan lebih terukur, setiap pembelokan perjalanan Anda dapat dievaluasi, apakah menggerakkan Anda menuju kesuksesan atau menjauhkannya. Seperti halnya dalam melakukan marketing, Anda bisa bereksperimen untuk menyasar pelanggan dengan berbagai taktik. Akan tetapi, taktik tersebut harus benar-benar mengukur keberhasilan, seperti RoA atau RoE. Dari situ Anda akan tahu, apakah sumber daya Anda masih memungkinkan melangkah atau tidak.

http://farm5.static.flickr.com/4080/4848880460_c61861296b.jpg
Kesembilan, fokus pada apa yang akan Anda lakukan, bukan apa yang Anda tidak lakukan. Misalnya, jika Anda ingin berhenti merokok; tentu lebih baik Anda berfokus pada upaya-upaya untuk berhenti merokok, bukan apa saja hal buruk yang ada di dalam rokok. Anda tidak perlu memikirkan apa saja baik atau buruknya rokok, karena yang Anda inginkan hanya berhenti merokok! Seperti seroang pemasar yang, misalnya, ingin produknya merebut 30% market share. Maka ia hanya perlu berpikir mencapai angka tersebut, bukan mengalahkan kompetitornya. Kecuali jika berfokus pada mengalahkan kompetitor, maka ia harus membuat strategi untuk itu.
Jadi harus diingat, Anda hanya perlu melihat pada diri sendiri serta berkomunikasi dengan stakeholders tujuan Anda; kemudian membuat strategi spesifik dan terukur untuk mewujudkannya.
*Sumber : http://blogs.hbr.org/cs/2011/02/nine_things_successful_people.html?cm_sp=most_widget-_-default-_-Nine%20Things%20Successful%20People%20Do%20Differently

4Ps to 4Cs to 4Vs of Marketing

http://the-marketeers.com/archives/4ps-to-4cs-to-4vs-of-marketing.html



http://drsaraheaton.files.wordpress.com/2010/06/istock-global-marketing.jpg
Dunia marketing tentu saja mengenal 4Ps dan 4Cs of Marketing. 4Ps of marketing adalah empat unsur yang harus diperhatikan dalam setiap unsur marketing yang ada. Seorang penjual haruslah memperhatikan setiap Produk, Price, Place, Promotions untuk bisa menjamin keberhasilan dari sebuah produk meluncur ke pasar. Lain halnya dengan penjual,ketika sang penjual berpikir mengenai 4Ps, hal ini berlangsung juga pada Konsumen. Pola Pikir Konsumen tentang sebuah produk yang ingin mereka miliki-pun terkonsep menjadi 4 unsur yang lebih dikenal menjadi 4Cs, Customer Needs and Wants, Cost, Convenience, dan Communication.
Dengan perubahan yang cepat dari perkembangan industri dan teknologi khususnya internet, dunia memerlukan konsep marketing yang lebih ter-prospek untuk tidak hanya menaikkan daya jual produsen sebagai penjual , tapi juga kebutuhan masyarakat sebagai pembeli akan produk yang kita jual khususnya di Internet. Kita mengenal 4Vs untuk mengimplementasikan perubahan trend dan lifestyle dari promosi itu sendiri. 4Vs terdiri dari Validity, Value, Venue, dan Vogue.
Product To Consumer To Validity

Produk yang diciptakan meggambarkan apa yang akan kita jual. Konsep produk dalam prinsip marketing ialah bagaimana kita bisa menciptakan sebuah produk yang mampu bersaing dipasar yang sedemikian rumit dan menantang, sebuah produk membutuhkan kreatifitas dan innovasi untuk bisa menciptakan competitive advantageyang berbeda dari pesaing-pesaingnya.
Pada sudut pandang pembeli, setiap produk haruslah memenuhi needs and wants dari customer , seorang penjual haruslah mengerti apa yang menjadi kebutuhan pelanggan, sebagus apapun produk itu, jika bukan menjadi kebutuhan dan keinginan dari konsumen, produk tersebut tidaklah berhasil.
Internet menambah konsep yang ada yaitu validity atau kebenaran, konsep penjualan barang di internet yang pada dasarnya hanya melalui komputer atau peralatan device membutuhkan sebuah kebenaran akan produk yang kita jual tersebut. Kemampuan internet untuk menghubungkan orang dari tempat yang berbeda, jauh maupun dekat memerlukan tingkat kebenaran akan produk yang kita jual. Situs-yang digunakan haruslah situs yang telah dipercaya sebelumnya. eBay www.ebay.com/ sebagai contohnya memberikan garansi kepercayaan kepada setiap pengunjungnya bahwa barang yang mereka jual telah tervalidasi dengan baik sehingga menambah kepercayaan pengunjung internet tersebut untuk bertransaksi jual mauun membeli dengan menggunakan website tersebut.
Price To Cost To Value

Price atau harga merupakan satu-satunya unsur dalam 4Ps yang menghasilkan revenue bagi perusahaan, ketiga unsur lainnya digambarkan akan menambah cost yang dikeluarkan oleh perusahaan. Seorang produsen haruslah mempertimbangkan faktor harga akan produk yang dia jual, dimana harga yang ditentukan haruslah tepat untuktarget market yang ada namun tetap mempertimbagnkan faktor keuntungan dari perusahaan itu sendiri.
Meskipun uang bukan segalanya, tapi faktor harga dari sebuah barang menentukan tingkat ke-mau-an masyarakat untuk membeli produk atau servis yang kita jual. Saat price ditentukan oleh penjual, hal ini menjadi cost atau pengeluaran dari sang pembeli, saat harga yang ada terlalu mahal atau terlalu murah, masyarakat akan menjadi was-was akan produk yang kita pasarkan atau kita jual, terlalu mahal menciptakan pembeli yang merasa terlalu terbeban dengan harga yang kita jual, terlalu murah bisa menciptakan brand yang “murahan” dan tidak berkualitas akan produk yang kita jual. Oleh karena itu, haruslah kita menyetel harga kita sedemikian pas sehingga menarik minat pembeli untuk membeli produk kita.
Kemajuan zaman membuat setiap penjual dan pembeli harus memikirkan value dari produk yang ada. Internet menciptakan sebuah efisiensi cost dari pembeli, pembeli tidak lagi mengeluarkan ataupun mengurangi driving cost, ataupun search cost. Internet mempermudah konsumen untuk mencari informasi akan sebuah produk atau servis yang mereka inginkan. Oleh karena itulah sebuah produk yang dijual di internet haruslah memenuhi “value” yang ada.
Kita ambil contoh, website fashion dan teknologi atau otomotif menambah informasi pengunjungnya untuk menilai produk yang mereka butuhkan dan ingini, website membantu para pengunjung untuk menilai produk mana yang sedang “high in demand” dan dipakai semua orang, inilah yang menciptakan value khusus dari sebuah produk
Price dan cost mempengaruhi iklim sebuah produk dan value mempengaruhi tingkatan sebuah produk. Tingkat kehidupan manusia yang semakin tinggi membuat pembeli tidak terlalu lagi memperhatikan low cost product dan lebih memperhatikan nilai yang terkandung dari barang tersebut. Ketika orang memiliki standard hidup yang lebih baik, maka mereka akan semakin memperhatikan nilai yang terdapat dari produk tersebut, orang mulai memperhatikan makanan, apa yang mereka gunakan,apa yang mereka kendarai, dan lainnya. Internet tentu saja sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan dari konsumen yang ada sehingga dari pada itulah masyarakat pada saat ini mulai lebih memperhatikan value dari barang yang kita jual tersebut.

Place To Convenience To Venue
Seorang pembeli haruslah bisa mengatur tempat dagangannya dengan baik. Pemilihan lokasi dan bentuk gedung dan gerai toko merupakan hal wajib yang harus diperhatikan oleh seorang penjual. Place yang menarik dan mudah dikunjungi akan menambah nilai plus dari sebuah tempat penjualan, lihat saja Carrefour atau Hypermart, mereka sengaja menaruh store mereka di tempat-tempat strategis sehingga memudahkan para mengunjung untuk mengunjungi tempat mereka
Tempat yang baik, mudah dijangkau dan nyaman berubah menjadi kenyamanan dimata konsumen, mereka cenderung lebih memilih tempat yang menurut mereka nyaman walaupun harganya sedikit lebih mahal, contoh kongkrit adalah Pasar Tradisional yang sudah kekurangan minat pembeli. Pengunjung saat ini lebih menikmati pelayanan pasar supermarket walaupun harganya mungkin lebih mahal tetapi karena tingkat kenyamanan supermarket lebih baik dari pasar, sehingga pengunjung lebih “prefer” mengunjungi tempat tersebut.
Saat kita berdebat mengenai tempat mana yang lebih baik, menjadi lebih bijaksana ketika kita menyebutkan bahwa tiada tempat senyaman rumah. Internet menyediakan sebuah venue menarik mencari barang atau jasa yang lebih dari nyaman, yaitu rumah kita sendiri, selain daripada itu, Internet bisa ditemukan dimana saja. Dengan gadget yang mendukung, kita bisa mendapatkan seuah produk lewat internet dimana saja, kapan saja, apapun barangnya. Venue of cyber worldmenciptakan sebuah kepuasan tersendiri dari penjual ataupun pembeli untuk menjelajah di dunia maya. Segala transaksi bisa dilaksanakan di tempat ini. Trend demikian membuat tingkatan pembelian dari internet dirasakan lebih mudah daripada mencari di toko ataupun gerai yang ada.

http://blogspotmedia.net/wp-content/uploads/2010/10/marketing.jpg
Promotion to Communication to Vogue
Promosi adalah sebuah bentuk komunikasi satu arah dari penjual untuk memperkenalkan produk atau jasa yang mereka miliki dengan harapan akan menaikkan angka penjualan dari barang mereka, Promosi memiliki sangat banyak bentuk tapi kebanyakan dari mereka adalah advertising atau iklan. Ini adalah sarana dimana sebuah perusahaan memiliki kesempatan untuk melempar barang mereka ke media sehingga diketaui khalayak banyak,semakin banyak, kreatif, dan efektif promosi yang dilaksanakan, semakin baik citra suatu barang di benak masyarakat.
Ketika perusahaan menilai promosi adalah sebuah media untuk memperkenalkan produk mereka, konsumen akan lebih terfokus pada komunikasi yang dibuat oleh promosi trsebut apakah fit dengan needs and wants dari pembeli, Promosi adalah sebuah bentuk pencarian dan mendapatkan informasi akan sebuah produk apakah itu sesuai dengan kebutuhan mereka.
Website atau internet menciptakan sebuah interactive media yang bisa “menjual” sebuah produk atau jasa lebih lagi, internet menciptakan sebuah jalur yang lebih dari dua arah, ini menciptakan sebuah integrasi antara penjual dan pembeli sehingga saling mengisi satu sama lain. Internet menciptakan Trend yang membuat perkembangan media marketing semakin lebih pesat. Kesuksesan sebuah media promosi tercipta dari pola sebuah produk yang mengikuti trend yang ada. Internet mempengaruhi pergeseran trend ini karena dengan internet segalanya menjadi lebih gampang, dan lebih mudah. Manusia menciptakan trend, trend menciptakan iklan, dan iklan menciptakan pembelian, cukup mudah bukan melihat hubungannya.
Ketiga konsep ini pada dasarnya hanyalah sebuah konsep sama yang terus dikembangkan seiring dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, ibarat minuman, 4Ps adalah angurnya, 4Cs adalah botolnya, dan 4To adalah Gelasnya. Semuanya tertuju pada satu tujuan, yaitu habis diminum. Itulah makna marketing sebenarnya, yaitu bagaimana sebuah produk bisa sampai kepada pengguna dengan cara yang efektif dan efisien.

A Note on Leadership

Taken fromhttp://www.12manage.com


LEADERS CREATE RESONANCE
In the view of Goleman, good leaders are effective because they create resonance.

Resonance comes from the Latin word resonare. Again creating sound. Effective leaders are attuned to other people's feelings and move them in a positive emotional direction. They speak authentically about their own values, direction and priorities and resonate with the emotions of surrounding people. Under the guidance of an effective leader, people feel a mutual comfort level. Resonance comes naturally to people with a high degree of emotional intelligence (self-awareness, self-management, social awareness and relationship management) but involves also intellectual aspects.

Creation of resonance can be done in six ways, leading to Six Leadership Styles. Typically, the most effective leaders can act according to and they can even skillfully switch between the various styles, depending on the situation.


Visionary Leadership
Coaching Style
Affiliative Leadership
Democratic Leadership
Pacesetting Leadership
Commanding Leadership
Leader characteristics
Inspires. Believes in own vision. Empathetic. Explains how and why people's efforts contribute to the 'dream'.
Listens. Helps people identifying their own strengths and weaknesses. Counselor. Encourages. Delegates.
Promotes harmony. Friendly. Empathetic. He boosts moral. Solves conflicts.
Superb listener. Team worker. Collaborator. Influencer.
Strong urge to achieve. High own standards. Initiative. Low on empathy and collaboration. Impatience. Micromanaging. Numbers-driven.
Commanding. "Do it because I say so". Threatening. Tight control. Monitoring studiously. Creating dissonance. Contaminates everyone's mood. Drives away talent.
How style builds resonance
He moves people towards shared dreams.
Connects what a person wants; with the organization's goals.
Creates harmony by connecting people to each other.
Appreciates people's input and gets commitment through participation.
Realizes challenging and exciting goals.
He decreases fear by giving clear direction in an emergency.
The impact of the style on the (business) climate
+ + +
+ +
+
+
Often  ―  ―  when used too exclusively or poorly
Often  ―  ―
When style is appropriate
When changes require a new vision. Or when a clear direction is needed. Radical change.
To help competent, motivated employees to improve performance by building long-term capabilities.
To heal rifts in a team. To motivate during stressful times. Or to  strengthen connections.
To build support or consensus. Or to get valuable input from employees.
To get high-quality results from a motivated and competent team. Sales.
In a grave crisis. Or with problem employees. To start an urgent organizational turnaround. Traditional military.

Other factors affecting the choice for a leadership style include: [ a good understanding of these factors and situations trains leaders to change their style, like a driver changes  a gear in a car]
  • Level of leader, higher level leaders should be mostly visionary
  • Role – complex roles require democratic style
  • Number of persons led – if the numbers is large then it tends to be towards visionary
  • Time frame – short time frame may require pace – setting or commanding styles
  • Domain knowledge – leaders with very good domain knowledge may prefer commanding style
  • Subject of decision – if the subject affects person led then democratic style is most suited

A true leader is visible to employees, open to contact and advice, shares the glory, recognizes employee contribution, shoulder the blame, etc

Leadership styles: paternalistic leadership, creative leadership, task oriented leadership, laissez-faire leadership, leading by example. Creating a picture for the desire future.

Transformational leadership integrates leadership positives such as empathy, respect, trustworthiness while adding differentiated attributes [cross cultural competences,  business savvy, organizational competences]

The democratic or cooperative leadership is the best leadership style

The objective of leadership is to lead the team to a common goal, e.g. if you lead a group of experienced fighter, you set them free but coach them into patterns; if you lead agroup of know-nothing amateurs, you will need to tell them exactly what to do & make sure they do it

Basic leadership processes: envisioning, enabling, empowering and energizing – and related skills